Saat ini masyarakat sudah pintar untuk pilah sampah rumah menjadi 3R, Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), yaitu Reduce, upaya mengurangi timbunan sampah, penggunaan plastik dan hemat dalam memilih kemasan ukuran besar. Reuse memanfaatkan barang layak pakai seperti kertas di kedua sisi dan sumbangkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Recycle mengolah sampah organik untuk pupuk kompos, kantong plastik bekas dan botol plastik untuk vas bunga.
Tim IWITA berkesempatan berkunjung ke kampung Papanggo Rw.002 Tanjung Priok – Jakarta Utara, disambut penuh hangat oleh warga dan Ketua RW, bapak M. Amalludin. Ternyata lingkungan warga RW.002 sudah menjadi kampung wisata warna warni, sudah banyak kegiatan warga untuk mengkampanyekan bahwa lingkungan RW.002 adalah lingkungan yang bersih, sehat dan produktif. Ini terbukti akan diadakannya CFD (Car Free Day) tanggal 24 Nopember 2019 yang mana RW.002 Papanggo akan mengadakan suatu deklarasi bersama sebagai dasar komitmen bagi pengurus dan warga berkolaborasi dengan pemerintah kota Jakarta utara, perusahaan swasta disekitar lingkungan dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility). Seperti yang dijelaskan Bapak M. Amalludin selaku RW.002 Papanggo mempunyai 4 (empat) dasar program yang wajib dilaksanakan :
Di Rw. 002 Papanggo program bank sampah sudah berjalan selama 1 tahun, menurut ibu Nunu warga Rt.009 sebagai ibu rumah tangga yang punya warung dirumah, dalam memilah sampah rumah langsung dipisahkan dalam karung yang mana karung tersebut fasitias dari RW. 002. Dengan panduan ibu Nunu warga RT.009 seminggu sekali membawa sampah ke bank sampah untuk ditimbang dan menghasilkan uang. Untuk pembayaran sampah botol utuh Rp 1.000,-. Per kg, sampah botol aqua yang sudah digepengkan Rp1.500,-. Per kg. sedangkan sampah kantong kresek Rp 1.000,- per kg. Dari hasil sampah ini warga RW.002 bisa menabung penghasilan tambahan dari sampah, dimana uangnya bisa diambil bila ada keperluan anak sekolah atau hari lebaran yang di kumpulkan oleh ibu Asih selaku Bendahara bank sampah.
Bank sampah merupakan upaya gerakan swadaya masyarakat untuk memberikan pembelajaran kepada warga masyarakat dalam mengurangi volume sampah dari sumbernya melalui upaya memilih dan memanfaatkan kembali sampah yang masih memiliki nilai ekonomi.
Selain kampung warna warni, warga RW.002 juga memiliki UKM budidaya lele. Kami diajak berkunjung ke rumah ibu Sri Sunaryo salah satu warga RT,004 , dia bercerita awal mulanya memiliki UKM budidaya lele. Belajar budidaya lele melalui youtube dan bibitnya dibeli di daerah bekasi dengan harga Rp. 800,-. Walaupun lahannya sempit, namun ibu Sri Sunaryo memanfaatkannya menggunakan beberapa ember untuk pengolahan bibit lelenya. Dalam sebulan dapat menghasilkan lele 13 kilo, dan dijual Rp 20.000,- per kilo. Pendapatan yang sangat membantu dalam ekonomi keluarga.
Hal menarik lainnya dari Kampung Warna Warni, RW.002 Papanggo ini adalah sebagian besar warganya memiliki usaha rumah kos, dimana penyewanya adalah karyawan yang bekerja disekitarnya.
Visi dan Misi Kampung RW.002 Papanggo Tanjung Priok- Jakarta Utara
Dengan adanya contoh kampung warga RW.002 Papanggo kita jadikan sebagai masyarakat pada umumnya dapat memanfaatkan kreatifitas dalam lingkungan kita sendiri dimulai dari sampah rumah, bisa dijadikan penghasilan tambahan. Dan dengan kreatifitas kita dapat menciptakan lapangan usaha dengan UKM yang kita buat. Karena saat ini sosial media dapat dijadikan tempat kreatifitas. “SELAMAT BERKARYA”
Penulis, Sumiyati Sapriasih, Ketua IWITA Bekasi