Peranan Raden Ajeng Kartini terhadap perempuan Indonesia masih terasa dampaknya hingga kini. Walau beliau sudah lama berpulang, namun kisah dan pergerakan yang sudah dilakukannya telah menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk berpikiran modern dan maju. Dan melalui artikel ini, kita akan berfokus pada penggunaan pakaian tradisional melalui kebaya. Mengapa kebaya? Konon, Kartini sering mengenakan kebaya di berbagai kesempatan untuk menunjukkan semangat perjuangan dan emansipasi wanita—sebuah semangat yang patut dicontoh. Pakaian—sebagai salah satu identitas penting yang dimiliki seorang perempuan—adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan oleh perempuan. Di manapun berada, perempuan harus memiliki identitas terkait pakaian yang dikenakannya. Jika kita berbicara mengenai perempuan Indonesia, dan memiliki keinginan untuk melestarikan budaya Indonesia, maka sudah seharusnya kita mengenakan pakaian tradisional di berbagai kesempatan.
Merayakan Kartini dalam fashion show kebaya
Salah satu cara perempuan untuk memberdayakan diri adalah dengan mendirikan atau bergabung dengan komunitas yang mendukung eksistensi perempuan untuk terus berkarya dan berguna bagi sesama maupun orang-orang disekitarnya. Komunitas Jiwa Perempuan Indonesia (JPI), Purnawa Sitompul sebagai Ketua Umum, telah menyelenggarakan acara “Semangat Kartini Dalam Silaturahmi: Saling Mendukung dan Membangun Agar Perempuan Menghasilkan Generasi Emas 2045”, sebagai bentuk perayaan Kartini dalam berbagai kegiatan interaktif seperti fashion show, pembacaan puisi, dan diskusi interaktif. Semua dilakukan untuk melihat sejauh mana peranan perempuan dalam mewujudkan Generasi Emas 2045.
Salah satu hal yang menarik dari acara tersebut adalah adanya fashion show terkait penampilan berbagai jenis kebaya tradisional. Jenis kebaya yang dijadikan dress code adalah kebaya motif bunga dan memiliki model panjang. Semua hadirin nampak cantik dan anggun dengan kebaya yang digunakan. Untuk mengapresiasi kebaya, ada beberapa kriteria yang ditampilkan dalam fashion show yang diselenggarakan oleh JPI. Etty Nafis, Ketua Panitia JPI & Marita Kebaya Boutique, mengatakan bahwa ada berbagai jenis kebaya tradisional dan modern yang ditampilkan. Rita dari Oemah Kebaya Boutique menambahkan bahwa penyelenggaraan fashion show ini juga dalam rangka memperkenalkan wastra kepada generasi muda supaya mau berkebaya.
Acara “Semangat Kartini Dalam Silaturahmi: Saling Mendukung dan Membangun Agar Perempuan Menghasilkan Generasi Emas 2045” juga dihadiri oleh Martha Simanjuntak sebagai founder dari Chathaulos.
Kehadiran beberapa desainer dalam acara ini menunjukkan bahwa semua desainer memiliki kepedulian yang sama terhadap citra perempuan Indonesia yang cantik dan elegan melalui pakaian yang dikenakannya. Edukasi mengenai pakaian tradisional seperti ini penting, khususnya untuk generasi muda agar mereka tidak melupakan kebudayaan tradisional Indonesia. Saat ini, kebaya sudah dikenal di dunia internasional dan sudah diakui oleh UNESCO. Harapannya, semakin banyak lagi pakaian tradisional Indonesia yang diakui dunia.
Dari generasi ke generasi, semangat Kartini tidak pernah padam. Berkebaya bukan tradisi, tapi simbol bahwa perempuan Indonesia bisa tampil anggun tanpa kehilangan kekuatan. Untuk semua usia, semangat itu tetap hidup.
Yuk, bangga berpakaian tradisional Indonesia!
Penulis: Lenia Iryani