IWITA dalam Membangun Gerakan Literasi Digital

Di era globalisasi saat ini, literasi digital sangatlah penting dalam penyebaran pemahaman dalam penggunaan digital dengan baik, benar dan aman. Sebagaimana kita ketahui, kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Pada perkembangannya, kemajuan teknologi beriringan dengan kemajuan informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, Daniel (2012) berpendapat bahwa teknologi, informasi dan komunikasi atau ICT adalah suatu kombinasi antara teknologi informatika dan teknologi komunikasi. TIK adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat dan transfaran (Munir, 2009).

Literasi Digital

TIK dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan manusia dalam menyalurkan informasi secara cepat dan efektif. Dalam kaitannya dengan literasi digital, Paul  Gilster  pertama  kali  mengemukakan  istilah  literasi  digital  (digital  literacy)  di  bukunya yang  berjudul  sama  (Gilster,  1997  dalam  Riel,  et.  al.  2012:  3).  Ia  mengemukakan  literasi  digital adalah  kemampuan  menggunakan  teknologi  dan  informasi  dari  piranti  digital  secara  efektif  dan efisien  dalam  berbagai  konteks  seperti  akademik,  karir  dan  kehidupan  sehari-hari  (Riel,  et.  al. 2012: 3).

Teknologi informasi dan komunikasi dapat dikatakan juga sebagai digital yang dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja.Teknologi komunikasi terus mengalami kemajuan akan memengaruhi pola komunikasi masyarakat (Sudarwan, 2010).

Saat ini digital sangat memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Hague (2010:2) juga mengemukakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan untuk membuat dan berbagi dalam mode dan bentuk yang berbeda; untuk membuat, berkolaborasi, dan berkomunikasi lebih efektif, serta untuk memahami bagaimana dan kapan menggunakan teknologi digital yang baik untuk mendukung proses tersebut.

Perkembangan dunia digital dapat menimbulkan dua sisi yang berlawanan dalam kaitannya dengan pengembangan literasi digital. Berkembangnya peralatan digital dan akses akan informasi dalam bentuk digital mempunyai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu, IWITA (Indonesia Women IT Awareness) sebagai sebuah organisasi perempuan yang tanggap peduli IT sangat konsisten dalam gerakan literasi digital.

IWITA dalam Gerakan Kesadaran Literasi Digital

IWITA adalah organisasi perempuan yang tanggap peduli akan kesadaran IT. Indonesia Women IT Awareness (IWITA) sebagai organisasi perempuan yang tanggap teknologi memiliki visi mencerdaskan masyarakat, terutama perempuan melalui TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang telah memiliki 7 sekretariat di Provinsi DKI Jakarta,  Jawa Timur, Maluku, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Irian Jaya.

Sebagai organisasi yang memiliki visi mencerdaskan perempuan Indonesia melalui TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) maka mengetahui profil pengguna TIK dalam akses dan pemanfaatannya menjadi hal penting dalam penguatan pengembangan  literasi digital dan jejaring yang ada di masyarakat  dengan saling bertukar praktek-praktek terbaik, pengalaman dan aspirasi-aspirasi lainnya yang konstruktif untuk kemajuan perempuan.

Mengingat pentingnya profil TIK secara akses dan penggunaan TIK oleh masyarakat Indonesia, IWITA bersama Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)  melakukan survey literasi digital di lima kota, yaitu Jayapura, Seram Barat, Manggarai Barat, Manokwari, dan Belitung, dengan tema, Profil Pemanfaatan, Penggunaan dan Akses Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Dengan jumlah responden 150, ditemukan bahwa 64% penggunanya perempuan dan 36% laki-laki. Untuk kelompok pengguna berdasarkan pekerjaan, ditemukan 55% dari kalangan pelajar,  41% mahasiswa, 32 % karyawan, 18% pengusaha/micro dan 4% ibu rumah tangga. Dari data di atas menunjukkan bahwa pengguna terknologi komunikasi dan informasi, termasuk internet dapat mencakup semua usia, dari kalangan kanak-kanak sampai dewasa.

Pada hasil survey tersebut menunjukkan bahwa para pelajar dan mahasiswa sebagai generasi muda lebih banyak menggunakan internet. Pemuda merupakan generasi penerus bangsa sebagai tonggaknya kemajuan negara. Dalam perannya, TIK bisa menjadi alat peningkatan kinerja generasi muda untuk lebih produktif, inovatif, kreatif dan lebih baik.

Pertumbuhan dan penggunaan teknologi informasi mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian, namun pada data di atas terlihat para karyawan dan pengusaha yang masih belum memanfaatkan TIK dalam karir dan bisnis mereka. Bukan hanya itu, pada data di atas terlihat bahwa pelaku Ibu Rumah Tangga hanya 4%, sehingga dalam aktivitas pada lima kota tersebut, yang menjadi ibu rumah tangga sangat sedikit. Kebanyakan Ibu Rumah Tangga saat ini sudah memiliki banyak kegiatan. Hal ini dikarenakan segala aktivitas, mereka memanfaatkan internet. Seperti kebanyakan Ibu Rumah Tangga juga memiliki produk yang dijual melalui industri rumahan. Mereka dengan mudah mendapatkan informasi cara membuat suatu produk atau menjualnya melalui internet.

Adapun dalam penggunaannya, responden menggunakan waktu berinternet selama 4-12 jam sehari. Waktu yang cukup banyak mereka gunakan dalam menggunakan internet.

Pada data di atas menunjukkan bahwa pengguna smartphone dalam bermedia sosial menggunkan Facebook 51,82%, IG 20,91%, Youtube 1,82%, dan Blackberry 1,82%. Pengguna Facebook menjadi urutan pertama dalam penggunaan media sosial, kemudian disusul oleh pengguna Instagram, lalu Youtube dan Blackberry.

Pada lima kota tersebut menunjukkan bahwa penggunaan smartphone telah dilakukan secara multimedia, ini terlihat dari Youtube dan Instagram yang lebih menonjolkan konten foto dann video. Dalam penerjemahan media sosial sendiri, bahwa media sosial sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar teknologi Web 2.0 dan mendukung penciptaan serta pertukaran user generated content, juga memungkinkan penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi dalam komunikasi dan dikemas dalam bentuk yang beragam jejaring sosial, forum, wiki dan lain (Haenlein, 2010).

Penggunaan media sosial ini dapat dilihat pada pemanfaatan yang lebih banyak digunakan untuk update status, kegiatan sehari-hari, share topic dan motivasi dan kesehatan. Penggunaan media sosial lebih pada mengemukakan kehidupan sehari-hari, bukan hanya diperuntukkan untuk keperluan edukasi dan komersial semata.

Dengan demikian, dalam menjawab tantangan global di era digital, maka IWITA sebagai organisasi yang tanggap peduli IT akan terus membantu dan mendorong kesadaran masyarakat dalam berlaku digital dengan aman dan nyaman melalui literasi digital yang merata di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.